BMKG WILAYAH I GELAR COFFEE MORNING UNTUK PERKUAT SINERGI PENANGGULANGAN BENCANA
- Dearninta Saragih
- 2025-04-16
BMKG WILAYAH I GELAR COFFEE MORNING UNTUK PERKUAT SINERGI PENANGGULANGAN BENCANA
Medan, 16 April 2025 — Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I menggelar kegiatan Coffee Morning yang dihadiri puluhan organisasi mitra di Aula BBMKG Wilayah I. Acara dimulai pukul 09.00 WIB ini merupakan inisiatif strategis untuk mempererat komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara BMKG dan berbagai lembaga non-pemerintah yang berperan aktif dalam penanggulangan bencana di wilayah Sumatera Utara.
Kegiatan ini menjadi ruang dialog terbuka yang mempertemukan unsur pemerintah, komunitas relawan, organisasi lingkungan, serta pegiat kemanusiaan. Beberapa organisasi yang hadir di antaranya adalah Yayasan KOGANA, Yayasan RENTAN, GPS, YBHI, KOMSOSBEN SUMUT, VERTIKAL RESCUE INDONESIA, RELINDO, YAHI, RAPI, ORARI, FORSA UMA, Yayasan RUMAH CERIA, Yayasan PANDAWA KAYAK, dan FPRB SUMUT. Mereka berbagi pengalaman, gagasan, dan rencana aksi kolaboratif guna menciptakan sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh dan responsif.
Agenda utama Coffee Morning ini adalah penandatanganan Komitmen Bersama, yang menjadi simbol kesepahaman dalam mendukung diseminasi informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika secara cepat dan tepat kepada masyarakat. Dalam komitmen tersebut, para pihak sepakat untuk meningkatkan edukasi kebencanaan, memperkuat sistem peringatan dini, menjalin kolaborasi lintas sektor, serta menjaga akuntabilitas dalam setiap langkah penanganan bencana.
Kepala BBMKG Wilayah I, Dr. Hendro Nugroho, ST, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa peran aktif komunitas dalam menyebarkan informasi dan membangun kesiapsiagaan sangat penting, terlebih di wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam. “BMKG tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh sinergi dan dukungan dari semua elemen masyarakat, agar informasi yang kami sampaikan bisa diterima dengan baik dan berdampak langsung terhadap kesiapan warga,” ujar Hendro.
Tidak hanya menjadi ajang formalitas, kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif yang membahas tantangan aktual dalam penyebaran informasi cuaca ekstrem dan potensi gempa bumi. Para peserta berdiskusi mengenai mekanisme teknis integrasi data dan jaringan komunikasi antar lembaga.
Melalui kegiatan ini, BBMKG Wilayah I berharap terbentuknya jejaring relawan dan komunitas siaga bencana yang lebih terorganisir, mampu bergerak cepat, dan memiliki pemahaman ilmiah terkait bencana. Ke depan, kerja sama semacam ini akan terus diperluas dan diperkuat agar masyarakat tidak hanya menjadi objek dalam penanganan bencana, tetapi juga subjek yang aktif, sadar, dan siap menghadapi risiko.